Langsung ke konten utama

DIVERGENT


DIVERGENT

Judul buku                  : Divergent
Pengarang                   : Veronica Roth
Jumlah halaman          : 487

Resensi:

Chicago masa depan. Keberadaan manusia dipisahan berdasarkan sifat yang dianutnya ke dalam 5 faction (golongan) yang berbeda. Ada Abnegation yang menganut selflessness (ketidakegoisan), Dauntless yang menganut keberanian, Erudite yang menganut pengetahuan, Candor yang meganut kejujuran, serta Amity yang menganut kedamaian. Kelima faction ini hidup rukun, dan masing-masing faction memiliki peran spesifik dalam kehidupan bermasyarakat.

Beatrice Prior dan keluarganya merupakan Abnegation, yang budayanya mengharuskan mereka untuk bertindak setidakegois mungkin, misalnya dengan selalu mengalah kepada orang lain, memakai baju abu-abu agar tidak menarik perhatian serta selalu siap untuk menolong dan mengabdi kepada orang lain. Sikap-sikap tidak egois ini membuat Abnegation ditunjuk oleh faction lain untuk memegang pemerintahan – teorinya adalah pemerintahan harus dipegang oleh orang-orang yang selalu bekerja berdasarkan kepentingan umum dan bukan untuk memenuhi ambisi pribadi.

Diceritakan bahwa pada saat berusia 16 tahun, setiap orang akan mengikuti Choosing Ceremony untuk menentukan apakah mereka akan melanjutkan hidup di faction yang sama atau pindah ke faction lain. Pada tes yang dilakukan sebelum Choosing Ceremony untuk melihat kecenderungan sifat yang dianut seseorang, hasil tes Beatrice menunjukkan bahwa dia tidak hanya memiliki satu sifat yang menonjol, namun memiliki tiga: Abnegation, Dauntless dan Erudite. Orang-orang yang cocok di lebih dari satu faction disebut Divergent. Keberadaan seorang Divergent sangat jarang dan Beatrice diperingatkan untuk tidak menceritakan hasil tesnya kepada siapapun karena menjadi seorang Divergent sangatlah berbahaya.

Pada saat Choosing Ceremony, Beatrice memutuskan untuk meninggalkan keluarganya dan bergabung dengan Dauntless. Setelah memilih Dauntless pada Choosing Ceremony pun tidak berarti Beatrice bisa langsung menjadi anggota penuh Dauntless. Beatrice dan calon anggota Dauntless yang lain harus melalui proses inisiasi, dan dari 20 orang calon anggota hanya 10 orang yang akan lulus inisiasi dan berhak menjadi Dauntless. Sepuluh orang yang tereliminasi akan dikeluarkan dari Dauntless dan menjadi factionless, yaitu orang-orang yang tidak termasuk dalam faction manapun.

Setibanya di Dauntless, Beatrice mengubah namanya menjadi Tris. Hampir seluruh buku ini menceritakan proses inisiasi yang dilalui Tris dan teman-temannya. Dari belajar bertarung dengan tangan kosong, melempar pisau, hingga melalui fear simulation, yaitu simulasi yang menguji ketahanan para anggota terhadap ketakutan-ketakutan terbesar mereka.

Sementara di Dauntless para anggota berjuang untuk menjadi yang terbaik, di dunia luar mulai terjadi pergolakan, ketika para Erudite mulai mempertanyakan keberadaan Abnegation yang menjadi pelaku pemerintahan. Erudite mencba menghasut masyarakat dengan menyebarkan berita bahwa Erudite menyalahgunakan kekuasaan yang dimilikinya. Hal-hal yang terjadi di luar mulai mempengaruhi kondisi di Dauntless serta pandangan Tris terhadap dirinya sendiri dan dunianya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SUMPAH PEMUDA

Sumpah Pemuda Sudah 90 tahun lamanya... Para pemuda-pemuda Indonesia bersatu... Bersatu dalam satu kongres... Kongres sumpah pemuda... Kita menyatukan suara... Menyatukan perbedaan pendapat... Menyatukan perbedaan bahasa... Menyatukan perbedaan kebudayaan... Kita menyatakan... Bertanah air yang satu tanah air indonesia... Berbangsa yang satu bangsa indonesia... Menjunjung tinggi bahasa yang satu bahasa indonesia... Jangan sampai... Perjuangan mereka menjadi sia-sia... Jangan sampai mereka kecewa... Kecewa kepada generasi muda indonesia sekarang ini... Narkoba... Pergaulan bebas... Pembully-an... Semua itu adalah ciri khas generasi muda indonesia sekarang ini... Marilah kita melanjutkan perjuangan mereka... Perjuangan yang tidak akan berhenti... Berhenti karena masalah-masalah generasi muda... Marilah kita berjuang bersama... Selamat hari Sumpah Pemuda 28 oktober 2018

Curhatan Hati Seorang Water

Obor asian games.... Apalah arti obor tanpa water... Obor hanyalah api yang membara.... Tapi water semangat kami yang membara.... Teriknya matahari diatas kepala kami.... Panasnya udara yang sesekali berhembus.... Keringat yang mengucur diseluruh tubuh kami.... Tenggorokan yang merindukan air... Suara rakyat yang meneriakan hausss hausss.... Suara suara yang memekikan telinga kami.... Atribut yang bergelantungan di leher kami.... Belum lagi.... Penghinaan diluar sana yang mengatakan kami hanyalah water.... Kami hanya tersenyum.... Karena mereka tidak merasakan apa yang kami rasakan.... Karena mereka hanyalah melihat hasil.... Namun tidak melihat perjuangan kami.... Mereka meremehkan kami.... Tapi perkataan mereka tidak akan mematikan semangat kami.... Yang membara bagaikan OBOR ASIAN GAMES.... Semua itu kami lewati.... Semua itu kami hadapi.... Untuk menunjukan kepada dunia, inilah ibu pertiwi....

Asian Games

Asian Games The year of 2018 is a busy time for sporting events, with not only the World Cup in Russia but also the upcoming Asian Games, which will be hosted by Indonesia in Jakarta, the country’s capital, and Palembang, the capital of South Sumatra. Driving through the roads of Jakarta, one can see the city preparing for the 18th Asian Games with banners installed around the city, old sports facilities being renovated and new infrastructure being built to support the games. Though Indonesia is no stranger to hosting the Asian Games, being the host country at this time has many positive implications. The games will commence one day after Indonesia celebrates 73 years of independence. From August 18 to September 2, Indonesia will welcome around 15,000 athletes and distinguished delegates from 45 OCA member nations, the largest number in Asian Games history. The first benefit of being the host is that Indonesia has the opportunity to strengthen the country’s national ...