Judul : Warren Buffet
Penulis : Robert Heller
Penerbit : esensi
Cetak : 2008
Tebal : 111 Hal
Resensi:
Menyandang predikat investor terbesar di dunia, Warrren Buffet adalah seorang miliarder yang memelopori konsep managing for shareholder value (mengelola untuk menghasilkan nilai bagi pemegang saham). Hingga hari ini, rekor kinerjanya belum tertandingi.
Buku ini mengupas tuntas teknik sang maestro investasi ini beberapa hal, yaitu: dalam mengenali merek-merek dagang yang tangguh, selalu mematuhi prinsip-prinsip investasi, meminimalisir semua resiko. Mencapai kesuksesan, investasi jangka panjang, mengenali akuisisi bisnis ideal, menghargai kerja keras dan kejujuran, menggunakan teknik pembukuan sendiri, menghargai para manajer yang mampu menempatkan diri sebagaimana layaknya seorang pemilik.
Atas kegigihan investasi, kekayaan Warren Buffet mengalahkan big boss Microsoft, Bill Gate yang sudah 13 tahun bercokol sebagai orang terkaya di dunia versi majalah Forbes.
Warren Buffet lahir 30 Agustus 1930 di Omaha, Nebraska, US. Pers menjulukinya The Sage of Omaha (orang pandai dari Omaha). Ia anak seorang bankir dan anggota kongres di Washingtong DC.
Kepribadiannya tenang. Jauh dari hingar bingar dunia eksekutif di negeri Paman Sam. Memulai bisnis dengan bendera usaha Berkshire Hathaway. Sebuah badan usaha yang bergerak di bidang tekstil. Bidang usaha yang tidak begitu prospektif untuk investasi namun di tangan Warren, Berkshire mengubah haluan strategi. Mulai merancang investasi. Membeli berbagai saham. Mulai dari saham General Re hingga McDonals. Anehnya, ia tidaklah memulai investasi yang benar-benar besar. Tetapi akhirnya ia mampu mendominasi setelah melakukan konglongmerasi dan strategi memberikan jalan lempang pada direktur operasional melakukan improvisasi yang logis terhadap pasar.
Warren memiliki ketajaman intuisi bisnis ketika menakar sebuah perusahaan yang jadi pelabuhan investasinya. Beberapa kriteria ia jadikan patokan, salah satunya adalah kriteria finansial. Sunguhpun begitu, ternyata Warren tak hendak membeli Microsoft, alasan dari pengakuannya, Bill Gate adalah sahabat baiknya. Dan yang perlu diketahui adalah, Warren menyatakan, akan inves pada usaha dan teknologi yang sangat dipahaminya.
Gagasan Waren selalu logis dalam menakar nilai suatu perusahaan. Gagasan yang jadi tindakan. Misalnya, mencari perusahaan-perusahaan dengan kinerja masa lalu yang stabil dan di atas rata-rata. Hanya melakukan investasi di wilayah yang berada dalam lingkup pengetahuan saja. “Letakkan semua telur anda di dalam keranjang, kemudian teruskan dengan mengawasi keranjang tersebut,” ungkap Warren.
Dikatakan Warren, dalam berinvestasi, jadilah seorang analis bisnis, bukan analis sekuritas. Anggap pembelian semua saham sebagai pembelian satu perusahaan utuh. Lakukan tanpa bersandar pada pengetahuan yang canggi tentang pasar dan ilmu keuangan. Kemudian, selalu bersedia untuk memegang sebuah saham minimal 10 tahun.
“Kunci bagi keberhasilan investasi adalah membeli saham yang bagus kala pasar memberikan potongan harga dari nilai bisnis yang sebenarnya,” demikian ungkap Warren dalam esainya. Inspirasi semua itu, ternyat jebolan Universitas Nebraska ini suatu waktu bertemu dengan sebuah buku bertajuk The Intelligent Investor oleh Benjamin Graham. Buku dari seorang guru ekonominya. Meleburkan teori dalam praktek kehidupan sehari-hari sang maestro.
Penulis : Robert Heller
Penerbit : esensi
Cetak : 2008
Tebal : 111 Hal
Resensi:
Menyandang predikat investor terbesar di dunia, Warrren Buffet adalah seorang miliarder yang memelopori konsep managing for shareholder value (mengelola untuk menghasilkan nilai bagi pemegang saham). Hingga hari ini, rekor kinerjanya belum tertandingi.
Buku ini mengupas tuntas teknik sang maestro investasi ini beberapa hal, yaitu: dalam mengenali merek-merek dagang yang tangguh, selalu mematuhi prinsip-prinsip investasi, meminimalisir semua resiko. Mencapai kesuksesan, investasi jangka panjang, mengenali akuisisi bisnis ideal, menghargai kerja keras dan kejujuran, menggunakan teknik pembukuan sendiri, menghargai para manajer yang mampu menempatkan diri sebagaimana layaknya seorang pemilik.
Atas kegigihan investasi, kekayaan Warren Buffet mengalahkan big boss Microsoft, Bill Gate yang sudah 13 tahun bercokol sebagai orang terkaya di dunia versi majalah Forbes.
Warren Buffet lahir 30 Agustus 1930 di Omaha, Nebraska, US. Pers menjulukinya The Sage of Omaha (orang pandai dari Omaha). Ia anak seorang bankir dan anggota kongres di Washingtong DC.
Kepribadiannya tenang. Jauh dari hingar bingar dunia eksekutif di negeri Paman Sam. Memulai bisnis dengan bendera usaha Berkshire Hathaway. Sebuah badan usaha yang bergerak di bidang tekstil. Bidang usaha yang tidak begitu prospektif untuk investasi namun di tangan Warren, Berkshire mengubah haluan strategi. Mulai merancang investasi. Membeli berbagai saham. Mulai dari saham General Re hingga McDonals. Anehnya, ia tidaklah memulai investasi yang benar-benar besar. Tetapi akhirnya ia mampu mendominasi setelah melakukan konglongmerasi dan strategi memberikan jalan lempang pada direktur operasional melakukan improvisasi yang logis terhadap pasar.
Warren memiliki ketajaman intuisi bisnis ketika menakar sebuah perusahaan yang jadi pelabuhan investasinya. Beberapa kriteria ia jadikan patokan, salah satunya adalah kriteria finansial. Sunguhpun begitu, ternyata Warren tak hendak membeli Microsoft, alasan dari pengakuannya, Bill Gate adalah sahabat baiknya. Dan yang perlu diketahui adalah, Warren menyatakan, akan inves pada usaha dan teknologi yang sangat dipahaminya.
Gagasan Waren selalu logis dalam menakar nilai suatu perusahaan. Gagasan yang jadi tindakan. Misalnya, mencari perusahaan-perusahaan dengan kinerja masa lalu yang stabil dan di atas rata-rata. Hanya melakukan investasi di wilayah yang berada dalam lingkup pengetahuan saja. “Letakkan semua telur anda di dalam keranjang, kemudian teruskan dengan mengawasi keranjang tersebut,” ungkap Warren.
Dikatakan Warren, dalam berinvestasi, jadilah seorang analis bisnis, bukan analis sekuritas. Anggap pembelian semua saham sebagai pembelian satu perusahaan utuh. Lakukan tanpa bersandar pada pengetahuan yang canggi tentang pasar dan ilmu keuangan. Kemudian, selalu bersedia untuk memegang sebuah saham minimal 10 tahun.
“Kunci bagi keberhasilan investasi adalah membeli saham yang bagus kala pasar memberikan potongan harga dari nilai bisnis yang sebenarnya,” demikian ungkap Warren dalam esainya. Inspirasi semua itu, ternyat jebolan Universitas Nebraska ini suatu waktu bertemu dengan sebuah buku bertajuk The Intelligent Investor oleh Benjamin Graham. Buku dari seorang guru ekonominya. Meleburkan teori dalam praktek kehidupan sehari-hari sang maestro.
Komentar
Posting Komentar